Penyakit Ablasi Retina ( Ablasio Retina )

- Penyakit Ablasi Retina ( Ablasio Retina ). Mungkin sebagian orang masih awam dengan penyakit yang satu ini, tapi kali ini saya coba menunjukkan sedikit informasi penting perihal penyakit ablasi retina. Yang coba saya hingga wacana tentang penyakit ini mulai dari :

⇛ Defenisi Ablasi Retina

⇛ Faktor Pemicu Ablasi Retina

⇛ Tanda dan Gejala Ablasi Retina

⇛ Penyebab Ablasi Retina

⇛ Diagnosa dan Pengobatan Ablasi Retina

⇛ Cara Pencegahan Ablasi Retina

Mungkin dari sahabat sekalian ada yang ingin tau dengan penyakit Ablasi Retina. Saya akan jelaskan secara satu persatu mulai dari

Mungkin sebagian orang masih awam dengan penyakit yang satu ini Penyakit Ablasi Retina ( Ablasio Retina )


⇛ Defenisi Ablasi Retina


Apa yang di maksud dengan penyakit Ablasi Retina???

Penyakit Ablasi retina (ablasio retinaretina ablation) merupakan penyakit pada mata yang terjadi tanggapan lepasnya selaput bening atau lapisan tipis yang ada di belakang yang biasa di sebut retina dari jaringan pendukung lainnya yang berada di belakang mata.

Perlu di ketahiu bersama retina mata merupakan belahan penting dari indra penglihatan, fungsi retina memproses cahaya yang di tangkap oleh mata kemudian cahaya tersebut akan diubah menjadi sinyal listrik kemudian akan di teruskan ke otak. Cahaya yang di ubah menjadi sinyal listrik tersebut kemudian akan di proses di otak dan diinterpretasikan sebagai gambar yang di lihat oleh mata.

Sudah kebayangkan sobat, apabila lapisan tipis ( Retina ) terlepas dari posisinya tentu penglihatan akan menjadi terganggu. Gangguan penglihatan ini bisa terjadi sebagian atau bahkan secara keseluruhan. Tergantung dari seberapa besar belahan retina yang terlepas.

Ablasi Retina tergolong kondisi darurat medis, Jika sahabat mengalami perubahan dalam penglihatan tawaran saya segera hubungi dokter atau konsultasi eksklusif dengan dokter sebelum keadaan semakin parah. Jika tidak maka sahabat akan kehilangan penglihatan secara permanen jikalau tidak cepat di tangani oleh dokter ahlinya.

Baca Juga : Tanda dan Gejala Penyakit Sistem Pernapasan


⇛ Faktor Pemicu Ablasi Retina


Ablasi Retina bisa terjadi pada siapapun itu lebih sering menyerang orang yang berumur 5o tahun keatas dan juga pada penderita miopia parah atau penderita yang telah menjalani operasi katarak atau penderita cedera atau stress berat pada belahan mata, penderita yang pernah mengalami penyakit ini sebelumnya atau ada riwayat keluarga yang menderita penyakit Ablasi Retina . 

⇛ Tanda dan Gejala Ablasi Retina


Apa saja yang menjadi tanda dan gejala Ablasi Retina ???

Penyakit Ablasi Retina ( Ablasio Retina ) tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali tapi hilangnya penglihatan bisa terjadi secara tiba-tiba dan bisa di barengi dengan tanda dan tanda-tanda di bawah ini :

1. Penglihatan kabur
2. Biasanya si penderita melihat munculnya kilatan cahaya ketika melihat ke arah samping
3. Penglihatan tampak buram ibarat di tutup tirai
4. Melihat bercak hitam yang melayang-layang di depan mata bisa di sebut Floaters
5. Jarak pandang berkurang

Diagnosa dan penanganan semenjak dini terhadap Penyakit Ablasi Retina sanggup mengurangi pengaruh jelek yang akan terjadi.

Jika sahabat mengalami tanda dan tanda-tanda ibarat yang saya sebutkan di atas, konsultasilah dengan dokter. Tubuh dan ketahanan fisik setiap orang berbeda-beda. Konsultasi dan hubungi dokter secepat mungkin supaya sanggup menanganikondisi kesehatan sobat.


⇛ Penyebab Ablasi Retina


Apa penyebab Ablasi Retina ???

Perlu sahabat ketahui ada 3 jenis Ablasi Retina yakni :

Rhegmatogenous Retinal Detachment ( Terdapat robekan kecil di dalam retina )

Jika terjadi  Rhegmatogenous Retinal Detachment, adanya robekan atau lubang kecil pada retina. Hal ini yang menimbulkan cairan di belahan tengah bola mata ( cairan vitreus ) keluar dan menumpuk di belahan belakang retina, semakin usang cairan ini menumpuk di belakang retina menciptakan retina akan terlepas dari dasarnya. Tekanan dari cairan tersebut sanggup mendorong retina lepas dari posisinya.

Ablasio retina traksi (Traction Retinal Detachment) atau Terbentuk jaringan parut di permukaan retina

Jenis Ablasi Retina yang satu ini terjadi alasannya yakni terbentuknya jaringan parut di permukaan retina dimna retina akan tertarik dan menjauh dari belahan belakang mata. Keadaan ibarat ini sering di temui pada para penderita Diabetes Miletus dengan gula darah yang tidak bisa di kontrol dengan baik.

Eksudatif (exudative detachment)

Dalam kasus  Ablasi Retina ibarat ini, dimana terjadi penumpukan cairan vitreus tapi tidak disertain robekan atau lubang di retina. Kondisi ini sanggup terjadi alasannya yakni faktor usia, cedera atau trauma, tumor dan peradangan ( inflamasi ).


⇛ Diagnosis dan Pengobatan Ablasi Retina


Diagnosis Ablasi Retina

Untuk memilih diagnosis kepada seseorang yang menderita Ablasi Retina. Dokter seorang jago mata akan melaksanakan investigasi oftalmoskopi dengan derma alat khusus untuk melihat belahan dalam mata. Jika investigasi oftalmoskopi yang dilakukan dokter tersebut tidak sanggup melihat belahan dalam mata maka langkah selanjutnya yakni melaksanakan USG mata.

Pengobatan Ablasi Retina

Pengobatan yang akan di terima oleh penderita berbeda-beda tergantung dengan kondisi penyakit yang di alami pasien. Maka dokter mata akan melaksanakan beberapa tindakan dibawah ini untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah retina lepas secara keseluruhan. Hal-hal atau tindakan yang akan di lakukan dokter antara lain : 

Untuk Retina yang belum terlepas maka dokter bisa melaksanakan tindakan ibarat berikut :

Operasi Laser (Photocoagulation)
Pengobatan yang satu ini memakai lases, dimna laser akan di tembakan kedalam mata yang akan memperabukan jaringan yang robek di sekitar area retina, dan laser ini juga membantu retina tetap pada posisinya.

Pembekuan (Cryopexy)
Biasanya dokter melaksanakan pembiusan pada belahan mata, dan tim dokter akan melaksanakan pembekuan pada belahan robekan retina supaya retina tetap melekat pada posisinya yakni melekat di dinding mata belahan belakang.

Jika dalam kasus yang ditangani sudah parah maka dokter akan melaksanakan operasi atau pembedahan. Teknik dan jenis operasi yang di ambil dokter tergantung keparahan kondisi pasien.

Pneumatic retinopexy ( Menyuntikkan udara atau gas ke mata ) 

Proseduk ini biasa di lakukan dokter dengan cara menyuntikan udara atau gas kedalam mata dimana dengan demikian sanggup menekan retina kembali ke posisi semula. Cairan yang terkumpul pada belahan bawah retina pun akan terserap dan retina kembali melekat pada dinding belahan belakang mata. Biasanya dokter mengambil tindakan semacam ini jikalau retina yang terlepas masih sedikit dan bila tindakan ini di lakukan saranku jaga posisi kepala hingga beberapa hari supaya gelembung yang di suntikan berada di posisi yang tepat.

Vitrektomi

Pada vitrektomi, dokter akan mengeluarkan cairan vitreus dari jaringan yang menarik retina. Kemudian, gelembung gas atau silikon akan disuntikkan ke mata untuk menahan retina pada posisinya. Seiring waktu, gelembung gas akan digantikan secara alami oleh cairan tubuh.

Setelah operasi, penglihatan si pasien mungkin perlu beberapa bulan untuk membaik. sahabat mungkin memerlukan operasi kedua untuk perawatan yang berhasil. Beberapa orang tidak pernah memulihkan semua penglihatan mereka yang hilang.

Scleral buckling

Pada mekanisme ini, dokter akan menempatkan silikon dari sisi luar belahan putih mata (sklera). Silikon ini akan mendekatkan dinding bola mata ke retina, sehingga retina kembali ke posisinya. Jika kondisi lepasnya retina sangat parah, silikon akan dipasang melingkari mata secara permanen. Meski begitu, silikon tidak akan menghalangi penglihatan.


⇛ Cara Pencegahan Ablasi Retina

Apa yang sanggup saya lakukan untuk mencegah dan mengobati ablasi retina?

Diagnosis semenjak dini merupakan kunci utama meminimalisir dan mencegah kehilangan penglihatan secara permanen. Ablasi retina merupakan penyakit yang tidak selalu sanggup dicegah namun penyakit ini sanggup di kurangi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Segera lakukan periksa ke dokter jago mata apabila muncul floaters, kilatan cahaya, atau terdapat perubahan apa pun yang sahabat rasakan pada lapang pandang.
  • Rutin melaksanakan pemeriksakan mata di dokter mata minimal satu kali setiap tahun. Pemeriksaan harus dilakukan lebih sering jikalau menderita penyakit diabetes.
  • Rutin mengontrol kadar gula dan tekanan darah, supaya kondisi pembuluh darah retina tetap sehat.
  • Gunakan pelindung mata ketika berolahraga atau ketika melaksanakan acara yang berisiko mencederai mata.

Referensi  ↡
https://hellosehat.com/
https://www.alodokter.com/
https://doktersehat.com/
Feltgen, N. et al. (2014). Rhegmatogenous Retinal Detachment – an Ophthalmologic Emergency. Deutsches Ärzteblatt International, 111(1-2), pp. 12-22.
Chang, H. et al. (2012). Retinal Detachment. JAMA Patient Page, 307(13), pp. 1447.
American Academy of Ophthalmology (2016). Detached or Torn Retina.
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Retinal Detachment.
Gabbey, A. Healthline (2017). Retinal Detachment.

WebMD (2018). What is a Detached Retina?

0 Response to "Penyakit Ablasi Retina ( Ablasio Retina )"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel