Menilai Peran, Serta Pertolongan Banyak Sekali Pihak(Masyarakat Dan Pihak Non-Pemerintah) Terhadap Upaya Pengurangan Dan Pengelolaan Sampah || Bab Iii

Seperti yang telah kami bahas pada goresan pena sebelumnya tantang Sampah, bahwa sampah merupakan salah satu problem yang sangat serius yang sedang dihadapi oleh pemerintah pada ketika ini. Lantas, siapa yang seharusnya bertanggung jawab terhadap problem ini? Jawabannya adalah, tentu kita.

Semualah yang seharusnya bertanggung jawab terhadap problem sampah tersebut. Mengapa demikian? Segala bentuk persoalan, dimanapun dan kapanpun tentu akan sangat gampang diselesaikan secara bersama-sama. Tidak cukup hanya satu atau beberapa pihak saja yang ikut terlibat memperlihatkan perannya. Tapi kami rasa semua harus sanggup sama-sama menjalankan kiprahnya masing-masing. 

Mulai dari pemerintah baik itu ditingkatan tertinggi hingga ke tingkatan terendah, begitupun juga masyarakat yang seharusnya sanggup lebih berperan aktif lagi dalam menyadari bahaya sampah terhadap kehidupan bumi secara berkelanjutan. Sejauh ini, kami rasa sudah lebih baik dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Hal tersebut sanggup dinilai dari beberapa sikap masyarakat yang mulai sadar berusaha untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahan dasar plastik. Selain itu, dibeberapa wilayah di Indonesiapun juga masyarakat sangat antusias untuk mendukung beberapa aktivitas pemerintah sentra ataupun pemerintah kawasan masing-masing yang ketika ini sedang gencar-gencarnya mencanangkan aktivitas Zero Waste ( Bebas Sampah ).

 Seperti yang telah kami bahas pada goresan pena sebelumnya tantang Menilai Peran, Serta Dukungan Berbagai Pihak(Masyarakat dan Pihak Non-Pemerintah) Terhadap Upaya Pengurangan dan Pengelolaan Sampah || Bagian III
victor stock.com
Dukungan serta tugas aktif masyarakat sendiri sangat kuat dalam mendorong keberhasilan aktivitas Zero Waste ini. Karena tanpa pemberian serta tugas aktif dari masyarakat setempat, aktivitas Zero Waste ini sangat sulit untuk sanggup dikatakan berhasil. Sesungguhnya berdasarkan kami, bahwa tolak ukur utama keberhasilan dari aktivitas ini yakni masyarakat sekitar sanggup memahami dan sadar akan pentingnya pengelolaan sampah terutama sampah rumah tangga. 

Beberapa bentuk pemberian secara pribadi dari aneka macam pihak menyerupai perusahaan serta masyarakat terhadap aktivitas Zero Waste pada beberapa wilayah Kabupaten/Kota di Indonesia yang kami sendiri telah amati yakni terdapat di Kota Semarang Jawa Tengah, Kabupaten Gresik Jawa Timur, dan Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Di Kota Semarang bentuk pemberian dari masyarakat secara pribadi yakni dengan mulai beralihnya masyarakat yang pada awalnya terbiasa berbelanja memakai kantong kresek sekali pakai yang berbahan dasar plastik, kini mulai beralih dan berupaya untuk membiasakan diri memakai kantong kresek yang sanggup digunakan berulang kali berbahan dasar kain dan lain sebagainya.

Selain itu, pemberian terhadap aktivitas Zero Waste juga ditunjukkan oleh beberapa perusahaan pengelolan swalayan dan beberapa industri minimarket di Kota Semarang dengan memberlakukan kebijakan kantong kresek berbayar di beberapa tempat perjuangan yang mereka kelola. 

Walaupun hasil yang didapat dari pemberlakuan kebijakan tersebut kami rasa belum cukup maksimal, lantaran harga dari kantong kresek plastik yang diberlakukan yakni masih tergolong sangat sanggup dijangkau oleh para konsumen yaitu berkisar RP 200,- hingga dengan Rp 1.000,-. Tetapi kami tetap beranggapan bahwa langkah yang diambil tersebut cukup sanggup mensugesti contoh kebiasaan konsumen untuk membawa kantong atau tas belanja sendiri dari rumah.

Untuk di wilayah Kabupaten Gresik, kami juga berasumsi bahwa masyarakat disana sangat antusias dalam mendukung aktivitas Zero Waste. Asumsi kami tersebut bukan tanpa sebab, kami berasumsi menyerupai itu sehabis kami berkesempatan dan diundang mengikuti salah satu aktivitas peduli lingkungan yang dicanangkan oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli lingkungan Ecologycal Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) yang dipusatkan di Desa Wringinanom Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Kegiatan yang dilaksanakan selama seminggu pada bulan September 2019 tersebut berkonsep Waste Analysis and Characterization Studies (WACS) & Waste Assesment and Brand Audits(WABA).

sumber : FB Khalil Alfalah
Ada beberapa fokus pada kegiatan tersebut, yaitu untuk memperlihatkan pemahaman terhadap masyarakat sekitar perihal pentingnya pemilahan sampah rumah tangga, dan memperlihatkan pemahaman perihal tata cara pemilahan sampah dikalangan rumah tangga. Selain itu, pada kesempatan tersebut dilakukan juga merk audit terhadap asal sampah rumah tangga yang dikumpulkan dari rumah-rumah yang dijadikan sebagai sampel percobaan.

Untuk diwilayah Kabupaten Bima sendiri, bentuk pemberian dari masyarakat terhadap program Zero Waste yakni dengan mulai aktifnya beberapa kelompok cowok yang mengumpulkan sampah plastik lalu memanfaatkannya sebagai materi dasar pembuatan beberapa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Aktivitas tersebut juga sangat disambut baik dan diapresiasi oleh pemerintah kawasan setempat baik ditingkat Kabupaten maupun tingkat provinsi.

Dari beberapa hasil pengamatan kami tersebut, secara garis besar kami beranggapan bahwa tugas masyarakat terhadap pengelolaan sampah terutama sampah rumah tangga sudah cukup antusias memperlihatkan imbas terhadap kehidupan masyarakat setempat. Hanya mungkin saja belum cukup optimal, lantaran masih banyaknya masyarakat yang belum sadar akan bahaya sampah secara berkepanjangan.


Bagian I                                                     Bagian II                

0 Response to "Menilai Peran, Serta Pertolongan Banyak Sekali Pihak(Masyarakat Dan Pihak Non-Pemerintah) Terhadap Upaya Pengurangan Dan Pengelolaan Sampah || Bab Iii"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel