Warga Tanjung Priok Digusur Paksa Oleh Anies Tanpa Ganti Rugi, Mungkin Eksekusi Alam Dari Ahok

Selamat tiba di blog . Warga Tanjung Priok Digusur Paksa Oleh Anies Tanpa Ada Ganti Rugi, Mungkin Ini Karma Dari Ahok. Itulah jadinya bila terlalu terbuai oleh kata-kata manis. Dan kini ini warga Jalan Agung Perkasa 8 yang melintasi Kelurahan Sunter Agung dan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara harus mencicipi pahitnya dari buaian kata-kata manis yang mereka terima.


Dahulu, ketika Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dekat di sebut AHOK menjadi Gubernur DKI Jakarta. Setiap kali ada penggusuran yang dilakukan niscaya sudah disediakan rusun untuk ditempati oleh warga yang terkena dampak penggusuran tersebut.

Ahok tidak sembarangan melaksanakan penggusur begitu saja kepada warganya. Meskipun bangunan-bangunan liar dan kumuh yang digusur tersebut memang sudah selayaknya. Karena mereka menempati jalur hijau yang bukan diperuntukkan untuk mendirikan bangunan.

Tapi Ahok masih memiliki hati nurani dan sisi kemanusiaan. Bagaimanapun juga warga yang digusur ialah warga Jakarta yang juga ialah warganya juga alasannya ialah pada ketika itu pak ahok masih menjabat sebagai Gubernur jakarta. Sehingga sebelum melaksanakan penggusuran Ahok sudah menyediakan rusun untuk mereka tinggali bersama keluarga.

Semua gratis untuk warga pindahan atas penggusuran tersebut. Mereka hanya dikenakan biaya sewa yang murah per bulan. Namun sayang, kebaikan hati pak Ahok untuk melihat warganya menempati hunian yang layak ditampik begitu saja. Warga lebih bahagia tinggal di kawasan kumuh yang boleh dibilang tidak layak huni.

Mereka menolak untuk dipindahkan. Dengan banyak sekali alasan. Rusun jauh dari tempat pekerjaan. Biaya hidup semakin mahal kalau tinggal di rusun yang sudah di sediakan dan banyak sekali macam alasan yang absurd. Mereka tetap menolak untuk dipindahkan ke rusun tersebut.

Kemudian datanglah Anies, sang tuhan penyelamat!!! Anies dengan konsep menggeser dan bukan menggusur menciptakan warga terpesona dengan konsep alibi yang di buatnya. Bagaimana tidak, anjuran Anies sangat menggiurkan. Warga tidak akan digusur ke rusun tetapi akan digeser ke tempat yang lebih layak di sekitar tempat tinggal mereka.

Anies tiba membawa angin segar (yang kemudian bermetamorfosis angin puting beliung). Konsep Anies sangat diterima oleh warga yang benci sama konsep Ahok. Dan menciptakan mereka semakin membenci pak Ahok, yang dianggapnya sudah semena-mena dan tidak mementingkan warga. Main gusur paksa dan tidak manusiawi.

Tentu saja, ketika Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka bahkan membulatkan bunyi dan ramai-ramai menentukan Anies yang membawa konsep yang sangat layak untuk mereka terima oleh logika sehat mereka. Mereka tetap akan tinggal di sekitar rumah mereka kini daripada mereka harus pindah ke rusun yang sangat jauh dari tempat mereka semula.

Mereka acuhkan Ahok-Djarot. Mereka lebih menentukan dan menyukai Anies-Sandi yang lebih amanah berdasarkan mereka. Apalagi dengan intimidasi dari ormas pembenci Ahok, maka mereka semakin yakin untuk menentukan gubernur yang seiman. Gubernur yang akan membawa mereka ke jalan yang lebih baik. Anies menang dan Ahok pun terpaksa harus dilengserkan.

Setahun, dua tahun Anies memerintah. Tidak sesuai dengan janji-janjinya. Tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkannya dulu. Warga yang sudah terpengaruhi oleh buaian manis Anies, kini mulai merasa bahwa gubernur yang mereka pilih tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Rencana menggeser hunian mereka sekarang, tidak ada tindak lanjutnya. Warga semakin dibiarkan untuk menempati ruang yang seharusnya bukan untuk hunian. Gubernur yang diperlukan amanah untuk menyebabkan Jakarta lebih baik, ternyata tidak sesuai dengan harapan.

Dan waktunya pun tiba. Warga yang semula begitu mengharapkan Anies sanggup menciptakan perubahan di lingkungan mereka menjadi lebih baik. Ternyata lebih mengerikan dari gubernur  Ahok sebelumnya.

Itulah yang kini dirasakan oleh warga Tanjung Priok. Warga yang semula menolak Ahok dan menentukan Anies, kini harus mencicipi pahitnya telah menentukan gubernur yang salah.

Kamis, tanggal 14 November 2019 merupakan hari yang tak akan dilupakan oleh warga Jalan Agung Perkasa 8, bagaimana tidak, bila hari itu bangunan-bangunan yang mereka tempati ketika ini dihancurkan secara paksa oleh Satpol PP.

Bukan hanya itu saja, selain kehilangan harta benda mereka. Kini mereka juga tidak tahu harus tinggal di mana sesudah hunian mereka dibongkar paksa oleh Satpol PP.

Salah satu keluhan warga yang sangat miris dilaporkan oleh Warta Kota, seorang warga yang dipanggil Nur yang sudah menetap di sana semenjak tahun 1988, kini harus merelakan huniannya dibongkar paksa.

Ia mengungkapkan kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilai tidak berpihak orang-orang menyerupai dirinya.

"Saya sempet dukung Pak Gubernur, Pak Anies, cuman Pak Anies nggak tanggung jawab, nggak respon," katanya. "Nggak ada (bantuan) sama sekali. Kita kayak binatang begini Pak, kayak begini," ucap Nur.

Sementara warga lainnya, Setio bersama istri dan seorang anaknya, belum tahu akan tinggal di mana sesudah tempat tinggalnya dibongkar petugas.

"Belum ada tujuan, belum ada anutan mau pindah ke mana, belum ada pandangan, belum ada tempat," katanya.

Meskipun kita turut bersedih atas apa yang telah menimpa saudara kita di Tanjung Priok tersebut. Namun kita tahu bahwa itulah konsekuensi dari pilihan warga sendiri. Ketika diberikan seorang gubernur yang baik, dengan banyak sekali alasan yang tidak masuk logika mereka tolak. Mereka justru menentukan gubernur yang belum terang kinerjanya hanya alasannya ialah seiman dan janji-janji manis belaka.

Karma Ahok semakin banyak membawa korban. Entah siapa lagi yang akan menjadi korban berikutnya. Bahkan yang di Arab pun kini mulai tersiksa. Badan lepas, jiwa terpenjara.

Sumber : https://seword.com/

0 Response to "Warga Tanjung Priok Digusur Paksa Oleh Anies Tanpa Ganti Rugi, Mungkin Eksekusi Alam Dari Ahok"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel