Menerapkan Sikap 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

- Pada ketika ini sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang besar yang dihadapi oleh banyak negara. Salah satu dari dampak kerusakan lingkungan yaitu sanggup mengakibatkan terjadinya musibah yang tidak kita duga sebelumnya. Menurut World Risk Report mencatat sepanjang 2002 sampai 2011, telah terjadi 4.130 peristiwa di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga menciptakan World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara menurut risiko menjadi korban peristiwa sebagai akhir dari peristiwa alam. Menurut World Risk Report mencatat sepanjang 2002 sampai 2011, telah terjadi 4.130 peristiwa di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga menciptakan World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara menurut risiko menjadi korban peristiwa sebagai akhir dari peristiwa alam.

Bukanlah kasus gampang untuk mengatasi sampah, terlebih jika sampah tersebut merupakan jenis sampah yang sulit hancur atau melebur ditanah ibarat plastik, popok dan lain sebagainya. Namun bukan berarti kita tidak sanggup mengambil tugas dalam agresi mengurangi sampah. Tentunya sangat bisa!

Sejak usang bergotong-royong banyak jadwal pengolahan sampah yang telah dikampanyekan. Baik itu oleh pemerintah, maupun para forum swasta serta komunitaskomunitas pemerhati sampah. Akan tetapi rasanya masih sangat sulit untuk dipahami oleh banyak masyarakat. Sulitnya penerapan program-program tersebut tidak luput dari kebiasaan kita yang semenjak usang telah dimanjakan oleh perilaku belum peduli ataupun belum cukup paham terhadap dampak jangka panjang yang akan dihadapi dari kasus sampah ini.

Sumber :
Wikimedia
Salah satu jadwal pengelolaan sampah yang ketika ini gencar dikampanyekan oleh banyak sekali pihak yaitu 3R-(Reduce, Reuse, Recycle). Munculnya banyak sekali jadwal yang gencar dikampanyekan ketika ini tentunya bukan tanpa sebab. Meningkatnya kasus sampah kini sangat menarik perhatian lebih khususnya dari pemerintah sendiri yang seakan terus berupaya memutar otak untuk menemukan cara terbaik yang sanggup diterima oleh masyarakat dalam mengatasi kasus tersebut.

Reduce mempunyai arti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Salah satu misalnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan dengan botol plastik dan menggantinya dengan selalu menyiapkan air minum sendiri dengan menggunakan botol air minum refill atau yang biasa disebut tumbler. Berikut kami berikan beberapa cara dalam upaya menerapkan jadwal reduce dalam kehidupan sehari-hari:

➤ Pilih produk dengan kemasan yang sanggup didaur ulang.
➤ Hindari menggunakan dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
➤ Gunakan produk yang sanggup diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang sanggup diisi ulang
kembali).
➤ Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang sanggup dihapus dan
ditulis kembali.
➤ Kurangi penggunaan materi sekali pakai.
➤ Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
➤ Hindari membeli dan menggunakan barang-barang yang kurang perlu.

Reuse merupakan salah satu bentuk perilaku yang dpaat kita terapkan dalam upaya mendukung jadwal pengurangan sampah juga. Reuse mempunyai arti memanfaatkan kembali segala bentuk barang yang berpotensi menjadi sampah. Slaah satu misalnya yaitu dengan cara menggunakan sedotan yang sanggup digunakan secara berulang untuk kebutuhan minum. Beberapa cara yang sanggup diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

➽ Pilihlah wadah, kantong atau benda yang sanggup digunakan beberapa kali atau berulangulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang sanggup di charge kembali.
➽ Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi daerah minyak goreng.
➽ Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang sanggup dihapus dan ditulis kembali.
➽ Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
➽ Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
➽ Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Dan salah satu dari jadwal 3R yang terakhir yaitu Recycle yang berarti mengolah kembali. Tentunya jadwal yang satu ini dari dulu sudah tidak abnormal ditelinga kita, dan telah banyak diterapkan khususnya oleh para pelaku tani yaitu dengan mengolah kembali sampah dengan menjadikan pupuk sangkar atau kompos. Akan tetapi masih belum cukup optimal. Beberapa cara yang sanggup dilakukan dalam mendukung jadwal ini adalah:

➽ Pilih produk dan kemasan yang sanggup didaur ulang dan gampang terurai.
➽ Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
➽ Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
➽ Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

Perilaku 3R atau Reduce, Reuse,dan Recycle bergotong-royong sangatlah sederhana. Dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Yang diperlukan hanyal pemahaman kita mengena dampak sampah untuk kehidupan berkepanjangan, serta kesabaran. Perilaku 3R yang terbilang sangat sederhana ini sanggup menunjukkan dampak yang sangat signifikan bagir pengurangan sampah yang sering menjadi permasalahan disekitar kita.

0 Response to "Menerapkan Sikap 3R (Reduce, Reuse, Recycle)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel