Sampah || Bab I

- Sampah, mungkin tidak ajaib ditelinga kita semua. Hampir disebagian besar tempat dibumi ini, mungkin saja dengan mudahnya kita sanggup menemuinya. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan sehabis berakhirnya suatu proses(Sumber: Wikipedia). Berdasarkan sumbernya, sampah sanggup dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu: Sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, serta sampah pertambangan(Sumber: Wikipedia).



Pada zaman yang semodern menyerupai kini ini, sampah dipandang sebagai salah satuyang sanggup mengancam kehidupan dibumi. Kenapa demikian? Karena sampah apabila tidak dikelola dengan baik, akan sanggup menjadikan segala bentuk kerusakan. Terutama kerusakan pada bidang lingkungan. Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, sampah juga merupakan salah satu sumber penyakit bagi makhluk hidup yang berada disekitarnya. Dari segi lingkungan, hal yang sangat gampang dijumpai pada kehidupan sehari-hari ialah pencemaran lingkungan. 

Dampak pencemaran lingkungan akhir sampah yang akan sangat gampang dirasakan ialah melalui udara. Udara yang telah terkontaminasi oleh sampah akan mengeluarkan aroma tidak sedap. Selain itu, pencemaran lain yang ditimbulkan juga akan berdampak pada beberapa air tanah. Biasanya imbas pencemaran pada air tanah akan lebih dirasakan oleh para warga masyarakat yang mempunyai sumber air tanah yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempat pembuangan sampah ataupun tempat penampungan sampah.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis sendiri, bahwa terjadi perbedaan tingkat kebutuhan antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan terhadap petugas kebersihan yang bertindak sebagai pengumpul sampah. Di tingkat masyarakat perkotaan, keberadaan petugas kebersihan yang khusus menangani problem pengumpulan sampah sangatlah dibutuhkan, hal itu disebabkan oleh lantaran dikawasan perkotaan terlebih dikota-kota besar. Kebanyakan para penduduknya menempati perumahan yang modelnya tidak menyisihkan sedikit ruang untuk dijadikan sebagai tempat pengumpulan atau pembakaran sampah. 

Hal tersebut kesudahannya menjadikan para warga masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan menjadi sangat bergantung pada petugas kebersihan yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan sampah.
Kondisi menyerupai ini mungkin akan berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat pedesaan, yang dimana masih mempunyai lahan atau tempat tersendiri untuk membuang sampah. Walaupun terkadang lahan yang dipakai tersebut bukanlah lahan milik sendiri. Karena terkadang ada para pemilik lahan kosong, yang malah meminta atau mengizinkan kepada para warga disekitarnya untuk membuang ataupun mengkremasi sampah-sampah tertentu dilahan kosong yang mereka miliki.



Di Indonesia sendiri perkara sampah sudah menjadi perkara yang sangat serius, khususnya dikota-kota besar menyerupai Ibukota Jakarta dan kota besar lainnya. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dihimpun dari goresan pena seorang bloger yang dipublikasi oleh Kompasiana pada 23 april 2019. Pada tahun 2016 lalu, Indonesia memproduksi sampah hingga 65 juta ton. Dan kini naik 1 juta ton dari tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyampaikan bahwa sampah yang dihasilkan berdominan sampah organik yang mencapai jumlah sekitar 60% dan sampah plastik yang mencapai 15% dari total timbunan sampah, terutama diwilayah perkotaan.

Persoalan sampah juga tentunya bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi banyak juga negara lain didunia yang mempunyai problem yang sama khususnya sampah plastik. Menurut Bayu Bahrul melalui sebuah tulisannya yang dipublikasi lewat situs web loop.co.id, ada 5 negara penghasil sampah plastik terbesar didunia yaitu: Tiongkok, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Sri Lanka. Hal ini tentunya sanggup dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang salah satunya ialah kebiasaan atau gaya hidup sehari-hari yang cenderung menentukan memakai barang atau benda berbahan dasar plastik. Perilaku yang demikian, tentunya sangat mempengaruhi produksi sampah plastik khususnya di Indonesia.



Belum usang ini, beredar kabar di media-media cetak maupun elektronik mengenai ditemukannya sisa-sisa plastik atau sanggup juga dikatakan sebagai sampah plastik di pinggir pantai negara Thailand yang dimana pada kemasan tertera berasal dari Indonesia. Tentunya ini merupakan sebuah problem yang tidak mengenakkan bagi negara kita. Karena ternyata sampah dari negara kita sudah jauh terbawa arus air bahari hingga ke negara lain. Kejadian semacam ini tentunya bukan tanpa alasan. Ini dipengaruhi oleh kebiasaan atau sikap masyarakat kita sendiri yang terbiasa membuang sampah tidak pada tempatnya, menyerupai membuang sampah sembarangan disungai/kali serta sikap jelek masyarakat membuang sampah sembarangan di laut-laut tertentu.

Perilaku menyerupai ini harusnya kita ubah, terlebih dengan adanya inovasi sampah asal indonesia
di negara Thailand tersebut seakan menampar muka kita secara tidak langsung. Karena saat sampah kita sudah hingga dinegara lain, sudah bukan lagi individu yang disindir melainkan nama negaralah yang tercoreng.

Jadi apakah kini kita masih ingin mencoreng nama negara kita lagi, dengan cara membuang sampah sembarangan ?


Bagian II                                                         Bagian III

0 Response to "Sampah || Bab I"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel