Asesmen Autentik Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sekolah || Fathurrahman ( Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang )

       Asesmen Autentik Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sekolah, Proses pengembangan dan keberhasilan pendidikan tidaklah lepas dari segala komponen yang ada di dalamnya, seperti: kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan model pembelajaran, hal ini senantiasa dirasakan baik ditingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi tinggi.Oleh sebab itu dalam meramu dan membuatkan pendidikan dibutuhkan kreatifitas dan keuletan dari tenaga pendidik. Pembelajaran umumnya dimulai dengan menjelaskan definisi, memberi contoh, dan latihan soal.


Fathurrahman

       Pola ini tampaknya tidak mempunyai pilihan lain selain urutan tersebut, dan seakan tidak mempunyai alternatif atau cara lain dalam menjelaskan. Kalau ditanyakan alasan kenapa tidak menerapkan pembelajaran yang inovatif, umumnya menyampaikan bahwa pembelajaran yang inovatif ini menuntut waktu yang jauh lebih lama. Mereka menyampaikan bahwa kurikulum terlalu pada tuntuk diajarkan dengan pembelajaran yang inovatif tersebut. 

    Fokus mereka yaitu bahwa anak nantinya bisa lulus ujian akhir. Pada standar penilaian pendidikan yang berkisar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah seringkali memakai beberapa cara, ibarat penilaian hasil mencar ilmu oleh pendidik, penilaian hasil mencar ilmu oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil mencar ilmu oleh Pemerintah. Sedangkan untuk ujian Nasional bentuk penilaian yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu yang diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran.

sumber : karyailmu99.blogspot.com


    Disisi lain, dari beberapa lateratur penelitian ditemukan juga bahwa guru dalam mengajar memperlihatkan keterampilan pada siswa untuk mencar ilmu dan mempraktekkan bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang faktual dan jelas. Penilaian kinerja yang berkisar dari tanggapan yang relatif pendek hingga pada proyek jangka panjang yang meminta para siswa untuk memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan kiprah serta pemikiran tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.

      Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimanapun semestinya terdapat keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih panjang. Asesmen sanggup digunakan untuk melihat keberhasilan dari kegiatan mencar ilmu mengajar yang dilakukan sebagai pola dalam menciptakan kegiatan/program gres dalam rangka membuatkan keterampilan dan pengetahuan para siswa dan juga para guru, sebagai materi petimbangan dalam menciptakan suatu kebijakan.

    Penilaian dalam pendidikan seharusnya didasarkan pada pengetahuan wacana mencar ilmu dan bagaimana kompetensi dalam membuatkan pelajaran yang menjadi materi terapan dalam proses pembelajaran. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat terang untuk menciptakan suatu penilaian bagi pendidik dalam mempergunakan dan meningkatkan kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil mencar ilmu serta mengajar yang kompleks pada akseptor didik.

Baca juga artikel " Menimbang Pembentukkan Provinsi Pulau Sumbawa "

        Penilaian hasil mencar ilmu yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal, sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal. Sehigga dalam prosesnya, pendidikan merupakan instrument nasional untuk mengukur dan menumbuhkan kualitas bahkan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, namun jantung dan input utama dalam penyelenggaraannya ada pada guru/pendidik.

     Asesmen autentik yaitu suatu proses penilaian yang melibatkan banyak sekali bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi,motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Senada dengan hal tersebut, asesmen otentik pun merupakan bentuk penilaian yang memperlihatkan pembelajaran siswa yang berupa pencapaian, motivasi, dan perilaku yang relevan dalam acara kelas. Asesmen otentik memperlihatkan siswa seperangkat kiprah yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pengajaran, ibarat melaksanakan penelitian,menulis,merevisi dan membahas, serta memperlihatkan analisa umum terhadap setiap tragedi atau tantangan yang diberikan.
  
     Asesmen otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan akseptor didik, sebab berfokus pada kemampuan dan perkembangan mencar ilmu yang subjektif dalam menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh akseptor didik, hingga pada bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya. Atas dasar ini, pendidik sanggup mengidentifikasi materi apa yang sudah layak untuk di lanjutkan dan untuk apa pula kegiatan remidial (pengulangan) harus dilakukan.

      Maka dari itu asesmen autentik harus menjadi potongan integral dari pengajaran, sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigma lama, tetapi juga untuk menghipnotis pengajaran. Ini memerlukan penerapan dan pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas siswa, pencapaian dan kemampuan  berpikir dalam menerima suatu hasil yang berarti bagi siswa.

       Penilaian autentik mempunyai huruf pokok  yang sama dengan pengajaran, yang berkhasiat bagi para pendidik untuk meningkatkan pengajaran. Dalam penilaian autentik  diharapkan akseptor didik sanggup merumuskan permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan hasil. Disamping itu pula asesmen otentik merupkan suatu proses penilaian yang melibatkan banyak sekali bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap akseptor didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas.


sumber : www.emaze.com

        Selain itu, untuk jenis asesmen yang mencakup kinerja merupakan suatu mekanisme yang memakai banyak sekali bentuk kiprah untuk memperoleh gosip wacana apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu proses pembelajar, dengan kata lain asesmen terhadap kinerja yaitu proses pemantauan yang didasarkan pada penelusuran produk dalam proses dengan ditunjukkan melalui penyelesaian suatu kiprah atau permasalahan yang diberikan sebagai basis dari suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian yang dilakukan melalui kiprah esai, portofolio, proyek, hingga pada proses pengevaluasian diri.

        Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan oleh pendidik yaitu memilih kriteria dari proses penilaian, disamping telah adanya kriteria penilaian tersendiri dari pendidik ibarat ceklis penilaian diri, namun tujuannya yaitu untuk membangkitkan kepercayaan dan gairah mencar ilmu dari akseptor didik dan kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara pencapaian dari hasil mencar ilmu yang diinginkan, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu adanya peningkatan nilai dari hasil mencar ilmu dan aktifitas akseptor didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, kriteria penilaian yaitu produknya, sedangkan cara untuk membuatkan kriteria penilaian sama dengan membuatkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja.

       Oleh sebab itu asesmen otentik dianggap lebih bisa untuk mengukur secara keseluruhan dari hasil mencar ilmu akseptor sebab penilaian ini bukan saja berkontaminasi terhadap kemajuan dan hasil mencar ilmu dari akseptor didik saja, tetapi juga memperlihatkan penilaian pada aktifitas selama proses pembelajaran berangsung. Dengan kata lain sistem penilaian ibarat ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai pembelajar sebab menuntut siswa untuk memakai kompetensi yang sama atau mengkombinasikan pengetahuan, kemampuan, dan perilaku yang sanggup mereka aplikasikan pada kriteria situasi dalam kehidupan professional sebagai pelajar.

        Dengan demikian peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing yang sehat antar sekolah yang ada pada tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sanggup teratasi dan mempunyai peningkatan dalam memilih nilai kelulusan yang sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Saatnya sekolah-guru diberikan keleluasaan dalam mendidik dan memotivasi anak didik supaya tetap bergiat dalam pembelajaran, sehingga budaya literasi di sekolah, ibarat membaca, menulis, dan meneliti, harus dikembangkan menjadi habitus bagi guru dan siswa.

       “Kesulitan hanya didapat dari ketidak tahuan yang kemudian berujung pada kesalahan”
Tak peduli jauh jalan yang salah yang anda jalani, Putar arah kini dan hindari cara berpikir kemarin yang masih digunakan untuk memecahkan dilema sekarang.


semoga bermanfaat untuk semua " Teamwork212 "

0 Response to "Asesmen Autentik Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sekolah || Fathurrahman ( Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang )"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel