Pemuda Sebagai Regenerasi Kepemimpinan || Ahmad, Se

Ahmad
Kemakmuran suatu negara tergantung kepada pemimpin dan tugas pemudanya, tidak ada kemakmuran pada suatu negara apabila tugas cowok tidak bisa menyampaikan nilai bantuan kepada negarannya.
Kontribusi dari potensi cowok kepada negara ialah sejauh mana intelektual generasi muda disumbangkan kepada eksistensi negaranya. Negara yang makmur dimulai dengan tugas pemuda. Apabila tugas cowok tak bisa di arahkan untuk menjadi rahmat bagi negara maka kehancuran negara menjadi konsekuensi yang harus diterima. Para cowok ialah investasi negara dimana sudah menjadi sunnatullah bahwa generasi muda merupakan impian untuk menggantikan mereka yang sudah bau tanah demi survivenya suatu negara.


focustraininginstitute.wordpress.com

Permasalahan cowok di depan mata kita memang sangatlah kompleks, ada ketakutan ihwal kondisi yang menimpa negara kita ketika ini ialah awal kehancuran negara ini.
Fakta sejara telah mengungkap penyebab hancur dan baiknya suatu negara ditentukan oleh moral penguasa dan pemudannya. Romawi kuno hancur akhir kebejatan moral, Dinasti Umayyah dan Abbasiyyah lenyap begitu saja di daerah bahari tengah, kota-kota Muslim Andalusia jatuh lantaran pemimpinnnya terlena oleh duniawi, Majapahit runtuh lantaran ketiadaan penerus. 
Dalam kehidupan bernegara. Harapan kepada cowok sangat besar. Pemuda jangan hingga terjebak dalam lubang Hedonisme yang berujung pada kerusakan moral. Pemudalah dasar tonggaknya moralitas dan disintegrasi suatu bangsa, generasi mudalah yang bisa melaksanakan perubahan. Dunia telah mencatat bagaimana tugas cowok dalam melaksanakan perubahan.
Banyak tokoh-tokoh cowok yang tampil sebagai pemimpin perubahan. Seperti, sosok Muhammad SAW sebagai seorang aktivis perubahan dengan pemikiran islamnya, telah bisa mencerahkan bangsa Arab hingga Islam tersebar keseluruh dunia. Kemudian sosok MuhammadAl-Fatih. Dia bisa memperbesar imbas Turki Utsmaniah di era ke-14, pada ketika itu usianya gres menginjak 21 tahun, ia bisa menjadikan Turki adikuasa dibawah kepemimpinannya. Maju lagi ke depan sejarah revolusi kemerdekaan AS juga digerakan oleh kaum muda seperti, Benjamin Franklin, George Washington, Jhon Adams, Thommas jefferson, Jhon Jay, James Medison, dan Alexander Hamilton. Selanjutnya Barrack Obama sebagai politisi muda yang cukup bersinar di era 21 sebagai presiden AS yang bisa menghadirkan peforma kepemimpinan yang sedikit berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. Obama yang mengajak seluruh elemen masyarakat supaya tidak menaruh impian perubahan pada pundaknya, namun ia meyakini dan percaya bahwa perubahan itu tiba dari masyarakat AS untuk memberi Atmosfer pembaharuan pada pemerintahan AS.
Peran cowok di aneka macam sektor sangat kuat dan tidak sanggup di abaikan. Melihat sejarah indonesia bagaimana pemudanya yang bergerak mendorong kemerdekaan indonesia pada Tahun 1945. Peran cowok dimulai dengan diadakannya kongres cowok 1 dan 2 pada tahun 1926 dan 1928 yang merupakan suatu kongres komitmen kepemudaan secara formal yang merupakan satu-satunya di dunia merupakan bangsa yang satu walau mempunyai perbedaan.
Jiwa muda yang kaya akan semangat dan potensi kian memudar dalam realitas kekinian. Melihat realitas keindonesiaan hari ini terhadap permasalahn cowok ialah merupakan dampak dari lemahnya tugas pendidikan terhadap pembentukan karakter, apakah yang terjadi dengan dunia pendidikan kita hari ini? permasalahan cowok ialah alasannya yang diakibatkan oleh tidak efektifnya tugas pendidikan.
 pemuda sebagai generasi terbaik sebagai estafet kepemimpinan yang seharusnya sebagai kaum terdidik yang berkewajiban untuk mendidik, namun hasil dari refleksi kepemimpinan selama ini menyampaikan generasi terdahulu belum bisa menerangkan dirinya sebagai pemimpin. Kenyataan ini harusnya disadari oleh kaum muda Indonesia. Kesadaran yang diperlukan mendorong segenap kaum muda untuk segera mempersiapkan dan merancang persiapan prosesi pergantian generasi. Karena pada hakikatnya kaum mudalah sebagai regenerasi dari estafet kepimpinan. Yang siap ialah yang terbaik dengan memperkaya pemahaman untuk menyambut hari dimana kita diharuskan untuk berperan untuk membentuk NKRI dengan warna cowok yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang adil dan beradab dalam setiap lapisan masyarakat. Nilai harmonisasi bangsa akanterjaga denga baik jikalau dikelola oleh cowok yng cerdas dan terdidik oleh bangsanya sendiri.
Tidak adanya kesadaran bahwa setiap ialah pemimpin seringkali menyebabkan orang tidak mau membuatkan ilmu kepemimpinannya. Jargon-jargon ibarat “saya ini rakyat kecil”, sebetulnya itu mengkerdilkan jiwa muda yang mulia. Batapa tidak seorang tukang kerikil sekalipun ialah pemimpin bagi keluarga apibila ia bisa menghidupkan kebesaran jiwa pada qalbu anak-anaknya. Tidak ada istilah orang kecil lantaran dimata yang kuasa setiap insan sama, lantaran semua insan ialah khalifah-Nya di muka bumi. Ini ditegaskan oleh yang kuasa :

“Dan tatkala tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
‘Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi’.”
(QS Al Baqarah 2:30)

Tempat kita lahir membutuhkan pemimpin dari kaum muda pada setiap sisi kemasyarakatann dengan prinsip kebenaran, yang bisa mempresentasikan wajah gres kepemimpinan. Bukan tampa alasan lantaran anak muda hanya mempunyai masa depan dan nyaris tidak mempunyai masa lalu.

Anak muda memang minim pengalaman, lantaran itu ia tidak tawarkan masa lalu. Anak muda menyampaikan masa depan”.
(Anies Baswedan)

Sesuai dengan kebutuhan sekarang dan kedepannya yang perlu berguru melihat ke depan, dan bukan lagi dengan kebiasaan yang suka melihat ke masa lalu. Kita harus maju kedepan bukan melihat masa lalu. Secara filosofosnya masa depan itu ialah milik kaum muda. Anak muda harus harus menunjukkan perkembangan dan perubahan untuk menopang kemajuan, anak muda yang berubah secara fisiologis sebagai suatu proses pematangan dan berkembang sebagai hasil dari pematangan guna mencapai tahapan yang lebih baik. Kemajuan sebagai kristlisasi semangat dari jiwa muda dan normativasi ahlak, mengandung nilai rasa yang menghasilkan kepekaan dan tenggang rasa yang bersumber di hati.
Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun meningglakan kesan seumur hidup. Tak ada seorangpun yang bisa memahami hal misterius yang kita sebut pengaruh, namun setiap orang diantara kita terus menerus menyampaikan pengaruh, apakah menyembuhkan, meninggalkan keindahan, ataupun melukai, menyakiti, meracuni, atau mencemari kehidupan orang lain. Terlepas dari kedudukan resmi sebagai pemimpin perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang dibentuk akan menyebabkan imbas kepada orang disekitar.
Selama ini terjadi kekeliruan pemahaman ihwal arti kepemimpinan. Banyak orang yang mengartikan sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehinga, posisi pemimpin di incar demi mendapat kedudukan tinggi demi sebuah keompok. Dengan paradigma itu sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin, mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut lawan, dan cara lainnya. Gaya kepemimpinan yang melanggar garis demarkasi hanya menunbuh suburkan anarkisme dan keganasan hewaniah, sebagaimana disebutkan oleh Thomas Hobbes “Homo homoni lupus” (manusia menjadi pemangsa insan yang lainnya). Itulah yang terjadi ketika yang memimpin hanya otak tampa hati nuraini.

“Baris kata yang diungkap dengaan hati dan sepenuh hati bisa terhapus dari mata tapi tak bisa dihapus dari memori”
(Anies Baswedan)

Tentu kita masih ingat sejarah Hitler, Mussolini, dan kaisar Hirohito yang telah menjaja dunia dengan kepemimpinannya, namun mereka hancur akhir daya perlawanan yang dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan. Dorongan perlawan yang dahsyat itu menghantam kembali ke arah diri mereka. Itulah ketetapan yang kuasa terhadap keseimbangan Alam semesta. Hukum fisika maupun aturan sosial diciptakan dengan prinsip yang sama, yaitu aturan agresi minim reaksi.
Segala perbuatan dan tingkah laris akan menciptakan diri menjadi seorang pemimpin. Sebaliknya, lingkungan pun bisa menciptakan diri menjadi seorang pengikut. Anda akan menjadi pengikut disadari atau tidak. Orang yang tidak mempunyai prinsip akan sangat gampang terpengaruh, bagaikan rumput yang bergoyang lantaran pengaruh.
Disekitar kita banyak sekali pemimpin dengan tipikal, gaya, dan prinsip yang berbeda-beda namun melihat kondisi kekinian terjadi krisis prinsip kebanaran pada para pemimpin yang telah mengakar. Marilah kita sebagai kaum muda leburkan diri kita dalam visi dan misi kepemimpinan yang memegang teguh pada prinsip “kebenaran” guna menopang kemajuan serta turut dalam memberi manfaat. bukankah waktu muda ialah hadiah terbaik dari yang kuasa jadi mari manfaatkanlah waktu muda sebelum tiba waktu tua. Saatnya cowok berperan untuk umat dan bangsa.
“Sebaik-baik insan ialah yang bermanfaat untuk sesama”.
(HR Muslim)
Semoga Bermanfaat....

0 Response to "Pemuda Sebagai Regenerasi Kepemimpinan || Ahmad, Se"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel